Tugas pertemuan 11 : SDLC
System Development Life Cycle (SDLC)
SDLC merupakan
siklus hidup pengembangan sebuah system. Dalam rekayasa system dan rekayasa
perangkat lunak, SDLC merupakan proses pembuatan dan pembaharuan
sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan
sistem-sistem tersebut. Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC
mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak.
Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk
perencanaan dan pengendalian pengelolaan sistem informasi, yaitu proses
pengembangan perangkat lunak. Pengembangan SDLC adalah proses yang
digunakan oleh analis system untuk mengembangkan sistem informasi. Setiap SDLC harus menghasilkan sistem berkualitas tinggi
yang memenuhi atau melampaui harapan pelanggan.
Ada beberapa model SDLC. Model yang cukup populer dan banyak digunakan adalah waterfall. Beberapa model lain SDLC misalnya fountain, spiral, prototype dan lain sebagainya. Dengan siklus SDLC, proses membangun sistem dibagi menjadi beberapa fase atau langkah dan pada sistem yang besar, masing-masing langkah dikerjakan oleh tim yang berbeda. Dalam sebuah siklus SDLC, terdapat enam fase atau langkah. Jumlah fase SDLC pada referensi lain mungkin berbeda, namun secara umum adalah sama. Fase-fase tersebut adalah:
Ada beberapa model SDLC. Model yang cukup populer dan banyak digunakan adalah waterfall. Beberapa model lain SDLC misalnya fountain, spiral, prototype dan lain sebagainya. Dengan siklus SDLC, proses membangun sistem dibagi menjadi beberapa fase atau langkah dan pada sistem yang besar, masing-masing langkah dikerjakan oleh tim yang berbeda. Dalam sebuah siklus SDLC, terdapat enam fase atau langkah. Jumlah fase SDLC pada referensi lain mungkin berbeda, namun secara umum adalah sama. Fase-fase tersebut adalah:
A. Perencanaan Sistem
Lebih menekankan pada aspek studi kelayakan pengembangan sistem yang ada meliputi :
• Pembentukan dan konsolidasi tim pengembang (pembagian tugas dan lain lain).
• Mendefinisikan tujuan dan ruang lingkup pengembangan sistem.
• Mengidentifikasi apakah kemungkinan masalah-masalah yang terjadi sehingga bisa diselesaikan melalui pengembangan sistem.
• Menentukan strategi yang akan digunakan dalam pengembangan sistem.
• Penentuan prioritas teknologi dan pemilihan aplikasi pendukung.
B. Analisis Sistem
Analisa sistem adalah tahap di mana dilakukan kebutuhan apa saja untuk pengembangan sistem, yaitu:
• Brainstorming dalam tim pengembang mengenai kasus mana yang paling tepat dimodelkan dengan sistem.
• Mengklasifikasikan masalah, peluang, dan solusi yang mungkin diterapkan untuk kasus tersebut.
• Analisa kebutuhan pada sistem dan membuat batasan sistem (spesifikasi).
• Mendefinisikan kebutuhan sistem seperti hardware dll.
C. Perancangan Sistem
Pada tahap ini, fitur dan operasi-operasi pada sistem dideskripsikan secara detail. Di antaranya:
• Menganalisa interaksi obyek dan fungsi pada sistem.
• Menganalisa data dan membuat skema database.
• Merancang user interface.
D. Implementasi Sistem
Tahap berikutnya adalah implementasi yaitu mengimplementasikan rancangan dari tahap-tahap sebelumnya dan melakukan uji coba, antara lain:
• Pembuatan database sesuai skema rancangan.
• Pembuatan aplikasi berdasarkan desain sistem.
• Pengujian dan perbaikan aplikasi (debugging).
E. Pemeliharaan Sistem
Dilakukan oleh admin yang ditunjuk untuk menjaga sistem tetap mampu beroperasi secara benar melalui kemampuan sistem dalam mengadaptasikan diri sesuai dengan kebutuhan.
Metodologi Pengembangan Sistem Informasi
1. End-User Development
Disini pengembangan dilakukan langsung oleh end-user. Keterlibatan langsung end-user sangat menguntungkan, karena memahami benar bagaimana sistem bekerja. Artinya tahap analisis sistem dapat dilakukan lebih cepat. Kelemahan adalah pada pengendalian mutu dan kecenderungan tumbuhnya “private” sistem informasi. Integrasi dengan sistem yang lain menjadi sulit.
Tahapan-tahapan EUD :
Kelebihan EUD :
Prototype merupakan salah satu metode SDLC yang juga banyak digunakan. Dengan metode prototyping ini, pengembang dan pengguna dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Prototyping dimulai dengan pengumpulan kebutuhan, mendefinisikan objektif keseluruhan dari software, mengidentifikasikan segala kebutuhan, kemudian dilakukan perangcangan kilat yang difokuskan pada penyajian aspek yang diperlukan. Singkatnya, prototyping merupakan metode dimana pengembang memberikan model sistem yang dibuat. Dengan begitu, pengguna akan dapat membantu selama pengembangan sistem tersebut untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari sistem yang dikembangkan.
Kelebihan :
Lebih menekankan pada aspek studi kelayakan pengembangan sistem yang ada meliputi :
• Pembentukan dan konsolidasi tim pengembang (pembagian tugas dan lain lain).
• Mendefinisikan tujuan dan ruang lingkup pengembangan sistem.
• Mengidentifikasi apakah kemungkinan masalah-masalah yang terjadi sehingga bisa diselesaikan melalui pengembangan sistem.
• Menentukan strategi yang akan digunakan dalam pengembangan sistem.
• Penentuan prioritas teknologi dan pemilihan aplikasi pendukung.
B. Analisis Sistem
Analisa sistem adalah tahap di mana dilakukan kebutuhan apa saja untuk pengembangan sistem, yaitu:
• Brainstorming dalam tim pengembang mengenai kasus mana yang paling tepat dimodelkan dengan sistem.
• Mengklasifikasikan masalah, peluang, dan solusi yang mungkin diterapkan untuk kasus tersebut.
• Analisa kebutuhan pada sistem dan membuat batasan sistem (spesifikasi).
• Mendefinisikan kebutuhan sistem seperti hardware dll.
C. Perancangan Sistem
Pada tahap ini, fitur dan operasi-operasi pada sistem dideskripsikan secara detail. Di antaranya:
• Menganalisa interaksi obyek dan fungsi pada sistem.
• Menganalisa data dan membuat skema database.
• Merancang user interface.
D. Implementasi Sistem
Tahap berikutnya adalah implementasi yaitu mengimplementasikan rancangan dari tahap-tahap sebelumnya dan melakukan uji coba, antara lain:
• Pembuatan database sesuai skema rancangan.
• Pembuatan aplikasi berdasarkan desain sistem.
• Pengujian dan perbaikan aplikasi (debugging).
E. Pemeliharaan Sistem
Dilakukan oleh admin yang ditunjuk untuk menjaga sistem tetap mampu beroperasi secara benar melalui kemampuan sistem dalam mengadaptasikan diri sesuai dengan kebutuhan.
Metodologi Pengembangan Sistem Informasi
1. End-User Development
Disini pengembangan dilakukan langsung oleh end-user. Keterlibatan langsung end-user sangat menguntungkan, karena memahami benar bagaimana sistem bekerja. Artinya tahap analisis sistem dapat dilakukan lebih cepat. Kelemahan adalah pada pengendalian mutu dan kecenderungan tumbuhnya “private” sistem informasi. Integrasi dengan sistem yang lain menjadi sulit.
Tahapan-tahapan EUD :
- Initiation (inisasi)
- Contagion (ketularan)
- Control (kendali)
- Mature (matang)
Kelebihan EUD :
- Dapat menghindari permasalahan di sistem informasi.
- Kebutuhan pemakai sistem dapat lebih terpenuhi karena dapat dikembangkan sendiri oleh pengguna.
- Menambah atau meningkatkan partisipasi aktif pemakai dalam proses pengembangan sistemnya sehingga akan ada kepuasan sendiri dari pemakai sistem.
- Karena pengguna sistem harus mengembangkan aplikasinya sendiri, maka dalam hal ini pengguna sekaligus pengembang sistem dituntut untuk memiliki pemahaman mengenai teknologi informasi serta pemahaman tentang pengembangan sistem informasi.
- End user computing memiliki resiko dapat menganggu bahkan merusak sistem informasi di luar yang dikembangkan oleh pengguna sistem.
- End user computing pasti akan berhadapan dengan masalah kemampuan teknis pengguna sekaligus pengembang sistem.
Prototype merupakan salah satu metode SDLC yang juga banyak digunakan. Dengan metode prototyping ini, pengembang dan pengguna dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Prototyping dimulai dengan pengumpulan kebutuhan, mendefinisikan objektif keseluruhan dari software, mengidentifikasikan segala kebutuhan, kemudian dilakukan perangcangan kilat yang difokuskan pada penyajian aspek yang diperlukan. Singkatnya, prototyping merupakan metode dimana pengembang memberikan model sistem yang dibuat. Dengan begitu, pengguna akan dapat membantu selama pengembangan sistem tersebut untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari sistem yang dikembangkan.
Kelebihan :
- Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain.
- Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret (kebutuhan nyata dari user) daripada secara abstrak.
- Untuk digunakan secara standalone.
- Digunakan untuk memperluas SDLC.
- Mempersingkat waktu pengembangan Sistem Informasi.
- Proses analisis dan perancangan terlalu singkat sehingga terkadang banyak masalah yang didapat.
- Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
- Bisanya kurang fleksible dalam mengahdapi perubahan.
- Prototype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah.
- Protype terlalu cepat selesai sehingga banyak kekurangan.
Sumber:
https://assignmentt.wordpress.com/2017/11/06/pengembangan-sistem-informasi/https://riodezaneru.wordpress.com/2016/05/17/pengembangan-sistem-informasi/
https://rizkypermanap.blogspot.com/2017/11/pengertian-dan-tahapan-tahapan-sdlc.html
https://dhozkiii24.wordpress.com/2015/04/09/pengertian-sdlc-systems-development-life-cycle/
http://reskyirvan.blogspot.com/2016/06/pengertian-sdlc-dan-fungsi-dari-sdlc.html
https://sitiumiati.wordpress.com/2011/04/28/penjelasan-antara-sdlc-prototype-dan-waterfall/
Komentar
Posting Komentar